Film Layar Lebar

Dari Tongging

Turun ke Hati

Production House

Gegehpersada_film

#periksiduadua

#gegehpersadafilm

#filmkarogonasional

#usahabidangfilm

Persada_eventkreatif

Marketing

Email Address

Gegehpersadafilms@gmail.com

0858 3000 3238

WhatsApp

PT. Agro Gegeh Persada

Gegeh Persada Film (PT. Agro Gegeh Persada Group) merupakan sebuah perusahaan produksi Film, baik Film Layar Lebar, Film Dokumenter, Film Pendek dan Film yang khusus tayang di TV swasta serta Video Konten Kreatif yang tayang di platform media sosial.


Film Layar Lebar Dari Tongging Turun Ke Hati: "Perik Sidua-dua" merupakan produk perdana dari Gegeh Persada Film. Film ini disiapkan sejak tahun 2021, mulai dari menyiapkan lokasi shootingnya berupa tempat wisata baru hingga membangun Posko produksi film.

Gegeh Persada Film awalnya mempromosikan rencana pembuatan Film dan merilis ulang Lagu "Perik Sidua-dua" dengan Art Musik terbaru yang dibawakan oleh Averiana Br Barus dan Jhon Pradep Tarigan selanjutnya menyelenggarakan event promosi peluncuran lagu tersebut di Cafe Juma, Kabanjahe.


Selanjutnya Gegeh Persada Film memproduksi film Pendek Kerja Tahun di Desa Rumah Berastagi (November2022), selanjutnya Memproduksi 4 Edisi Film Pendek bertajuk Tour The Karo Volcano Park (1 produk setiap bulannya) dengan membawa tim produksi mejalani rencana - rencana lokasi shooting film.


Di bulan April, bersama dengan dinas budaya, pemuda dan olah raga serta pariwisata mengerjakan film Pendek tentang lahirnya Putri Hijau. Film ini diproduksi pada bulan (Mei 2023).

Abstract Irregular Shape
Abstract Irregular Shape
Green blob

PENGANTAR

Kehidupan masyarakat Karo yang bertumbuh kembang di Kawasan Karo Volcano Park melahirkan berbagai bentuk kebudayaan. Kondisi alam dan sejarah di pegunungan membentuk karakter pekerja keras, orang-orang yang hidup selalu mengembangkan cara dan kreatifitas untuk mengelola lingkungan sekitarnya.


Hal ini menjadi ruang besar lahirnya talenta-talenta di kebudayaan. Ruang ini yang belum tercipta, sehingga setiap kali produksi Film Layar Lebar, daerah selalu mengimpor Sumber Daya Manusia dari Jakarta. Kita menjadi tamu di rumah sendiri. Kita tidak percaya diri untuk menunjukkan eksistensi dan keistimewaan talenta-talenta lokal.



Berangkat dari semangat menjadi ‘tuan rumah di rumah sendiri’, produksi Film Layar Lebar Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua menjadi ruang besar untuk bertumbuh kembangnya talenta-talenta lokal dari berbagai latar belakang. Upaya ini untuk menunjukkan juga kebhinekaan masyarakat Karo yang menjunjung tinggi adat tradisi warisan leluhur.



Film Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua adalah karya perdana kami, dengan melibatkan sineas lokal yang beragam latar belakang dan pengalaman dibidangnya. Semoga karya dan semangat ini memberikan semangat baru dan iklim yang sehat bagi industri hiburan umumnya di Indonesia dan Kabupaten Karo pada khususnya.


Green blob

Dengan semangat memperkuat kebangkitan ekonomi masyarakat desa melalui karya seni, khususnya di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo.



Gegeh Persada Film memulai aktivitasnya dengan berupaya mengangkat sebuah kisah cinta yang monumental. Bersetting di wilayah Tongging yang merupakan salah satu destinasi super prioritas di Danau Toba. Gegeh Persada Film yang merupakan perusahaan produksi film dan berkantor di Gardu Pandang Tongging berupaya memotret kehidupan warga setempat dengan menggali kearifan lokal dan nilai-nilai adiluhung yang sekian lama menjadi tradisi.



Film Layar Lebar ‘Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua’ merupakan promosi pariwisata Danau Toba dengan kearifan lokal, terinspirasi dari lagu daerah yang termanifestasi dalam seni pertunjukan Sinematografi Teater dan produksi Film Layar Lebar. Produksi film ini merupakan partisipasi aktif masyarakat melalui gerakan ekonomi kreatif dalam mendukung suksesnya program Geopark Kaldera Toba sebagai program prioritas pemerintah.


Abstract Blob Shape
Abstract Blob Shape

Setelah ‘Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua’, Gegeh Persada Film akan menggarap beberapa film layar lebar, antara lain thema :

Gadis Sipituhuta Putri Dari Danau Toba

Tentang Sosok Jhony Sembiring

Perang Tanduk Benua: Naboeng Soerbakti Sang Hero Dari Karo

Tentang Putri Hijau

Guru Patimpus

Dan Sejarah Berdirinya

Kota Medan

Circle

Latar Belakang

Potensi wisata Danau Toba di bagian utara; Tongging sekitarnya masih kurang dikenal wisatawan. Padahal wilayah ini memiliki keistimewaan dan keunikan yang dahsyat. Hal ini terjadi karena penggerak wisata kekurangan narasi dan kreatifitas mengenalkan ke masyarakat luas. Di sinilah berdiri gagah Gunung Sipiso-Piso sebagai salah satu rangkaian Karo Volcano Park yang menyimpan jejak peradaban dari letusan ratusan ribu tahun silam.

Sisi lainnya, Tongging adalah wilayah terjadinya harmonisasi peleburan budaya empat etnis dalam praktek kehidupan sehari- hari; Karo, Toba, Simalungun dan Pak-Pak. Kita dapat menyaksikan berbagai keunikan proses peleburan ini, terutama ketika mereka saling berinteraksi. Dari Tongging ini kita dapat merajutkannya ke 30 lokasi wisata di sekitar dataran tinggi Karo, juga sebagian Deli Serdang, Simalungun dan Dairi.

Circle

Lalu bagaimanakah kita bisa mempromosikan dengan cara menyusuri Tongging dan 30 destinasi wisata tersebut? Tentu kita membutuhkan Pemandu atau Guide Wisata yang memiliki pengetahuan, wawasan, pengalaman dan keahlian menjelaskan serta berinteraksi dengan wisatawan dari berbagai bangsa.



Pemandu wisata mestinya muncul dari masyarakat itu sendiri yang memahami bau udara, tanah dan air kampung kelahirannya. Dengan lahirnya pemandu wisata dari masyarakat karo sekaligus menghapus pameo bahwa itu adalah profesi yang tabu di Tanah Karo, apalagi kalau pemandu wisatanya seorang perempuan.

Mayoritas masyarakat Karo hidup dari pertanian. Banyak potensi pertanian di desa-desa berpeluang menjadi agrowisata. Kurangnya promosi yang dilakukan selama ini turut menyebabkan hasil panen petani Tanah Karo dibayar murah. Lebih ironisnya banyak petani Tanah Karo terperangkap sistem ijon dan berhutang pada rentenir.

Solid Hexagon
Circle

Untuk mengkolaborasi dan mengelaborasi semua unsur agar destinasi wisata Tanah Karo dikenal dunia dengan karakteristik masyarakatnya yang terbuka dan setia, kami gagas sebuah upaya memproduksi Sinematografi Teater dan Film Layar Lebar dari lagu Perik Sidua-dua, karya Rahmadsys Barus. Harapan kami, film ini dapat memacu percepatan Kawasan Karo Volcano Park menjadi destinasi wisata berkelas internasional.

Solid Hexagon
Vector Cafe Element Cookie
Organic Text Placeholder Shape

Tujuan

Kita tidak bisa hanya bernarasi bahwa Kawasan Karo Volcano Park memiliki seluruh persyaratan menjadi destinasi wisata bertaraf Internasional tanpa kehadiran sosok-sosok dari masyarakat Karo sendiri sebagai duta yang dapat memandu para wisatawan mengenalkan Tanah Karo ke publik.




Untuk melahirkan para pemandu wisata yang memiliki pengetahuan dan keahlian berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang -orang berlatar kebudayaan yang berbeda tentunya membutuhkan proses kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat.


Masyarakat yang tumbuh dan hidup di Tanah Karo akan jadi fondasi kuat untuk tata kelola pariwisata. Artinya kita harus hadir bersama masyarakat dengan segala bentuk dinamikanya untukmenumbuhkan kepercayaan diri bahwa mereka adalah tuan rumah yang layak menyambut tamu dari berbagai bangsa. Kesadaran untuk mandiri dan berjuang di tanahnya sendiri akan mengikis mental ketergantungan terhadap proyek-proyek kebudayaan dari luar.

Semua itu tidak bisa dibangun dengan hanya berdebat dan diskusi layaknya di warung kopi saja, butuh upaya-upaya yang sistematis dan terukur. Sebuah terobosan dan gerakan pembaharuan harus dilakukan bermodal spirit orang-orang Karo yang dinamis menggerakkan seluruh potensi yang ada di tanahnya.


Sebuah travel wisata adalah keniscayaan yang harus dibangun untuk melahirkan para pemandu wisata yang memahami seluk beluk tanah kelahirannya sendiri.


Membangun travel wisata dapat mendorong percepatan tersedianya infrastruktur lalu lintas, sosial, budaya, yang kesemuanya menunjang perkembangan wisata di Tanah Karo. Bila seluruh infrastruktur dapat terbangun tentunya pembangunan ekonomi kreatif berbasis Karo Volcano Park dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Karo.

DAMPAK

Dalam memproduksi Film Layar Lebar ini, kita bergerak dari jalan yang lain. Kita tidak menggunakan pola produksi Production House Film yang sudah mapan. Hal ini dilakukan karena sedari awal garis produksi yang dirancang adalah sebuah jalan baru; upaya menerobos kebekuan teori dan sistem kerja produksi film yang tidak memberi ruang pada potensi lokal untuk menjadi ‘’tuan rumah di rumahnya sendiri’’

Penayangan Film Layar Lebar Perik Sidua-dua di Bioskop seluruh Indonesia dan beberapa Negara Eropa diharapkan dapat mengubah stigma negatif yang berkembang selama ini di Tanah Karo bahwa menjadi pemandu wisata itu tabu.


Peran Jilena dalam film ini menggambarkan sosok gadis Karo yang bercita-cita membangun destinasi wisata di kampung kelahirannya akan menjadi inspirasi generasi muda untuk menekuni profesi Pemandu Wisata Kawasan Karo Volcano Park.

Kemudian proses produksi Film Layar Lebar ini diawali dengan menggali dan mengelola potensi-potensi lokal yang ada di Sumatera Utara dan Aceh berbasis metode dan pola kerja teater. Ada 30-an orang yang diasah potensinya secara intensif dan terukur selama 45 kali pertemuan.


Ini semata-mata untuk menunjukkan aktor dan aktris dari daerah dapat menjadi bintang, walau mereka belum pernah bermain dalam Film Layar Lebar. Setelah produksi Film ini akan memacu inisiatif insan perfilman dan teater untuk membangun sanggar film dan teater.

Abstract Geometric Repeated Triangle Pattern Icon

Metode latihan Teater menjadi

kawah candra dimuka bagi para aktor/aktris yang disiapkan bermain Film Layar Lebar. Sebelum mengikuti syuting film, para calon aktor/aktris ini wajib bermain di pertunjukan Sinematografi Teater. Dengan begitu setelah proses produksi Film Layar Lebar ini, akan bermunculan aktris dan aktor yang anti mainstream.

Film ini juga secara otomatis mempromosikan banyak destinasi wisata Karo Volcano Park dan Geopark Kaldera Toba yang ada di dalam film. Ada 30 destinasi wisata yang tervisualkan yang akan memikat banyak wisatawan, baik lokal maupun manca negara untuk berkunjung di destinasi-destinasi wisata tersebut.

Hal lainnya, film ini juga akan semakin mendekatkan dan menyatukan dataran tinggi Karo dengan Danau Toba, artinya turut mendukung perwujudan Program Super Prioritas Pemerintah. Aktifitas travelling semakin semarak, baik dilakukan warga yang pulang kampung maupun wisatawan dari berbagai bangsa.

Bulb School Supply Multiply Line   Style Icon

Setelah menggelar pernikahan secara Adat Karo, Jilena kembali sendiri. Suaminya, MaxVan Heus; jurnalis asal Belanda mendapat tugas dari kantornya untuk meliput gunung es di kutub Selatan yang mencair.

Setiap kali muncul rasa rindunya, ia selalu membuka album foto pernikahan mereka. Sebuah ingatan perjalanan Jilena membangun Tongging Travels & Tourism serta kisah kasihnya dengan Max Van Heus yang tumbuh di Taman Gunung Api Karo.

Abstract Irregular Shape

Benson Adisaputra Kaban sebagai pengusul Ide cerita film kesehariannya sebagai Pengembang wisata di kawasan Danau Toba dan berlatar belakang sebagai Event Promotor. Ide cerita ini kemudiandikembangkan menjadi naskahfilm oleh HujanTarigan; penulisnaskah drama dan film, cerpenis, penyair dan jurnalis.

ide cerita

Promosi wisata Danau Toba dan Karo Volcano Park dengan karya Film Layar Lebar ‘Dari Tongging Turun Ke Hati: “Perik Sidua-dua”’ merupakan sebuah Grand Design. Menghadirkan film yang mampu mendongkrak popularitas destinasi wisata di kawasan tersebut lewat karya audio visual yang sinematik.

Lokasi-lokasi syuting ini tersebar di enam gunung Kawasan Karo Volcano Park yang sebagian beririsan dengan Danau Toba. Film yang diangkat dari Inspirasi Lagu Karo berjudul ‘Perik Sidua-dua’ berisi tentang kesejatian sebuah cinta, keteguhan, penuh pengharapan, perjuangan menata tatanan baru dan kesetiaan pada prinsip dan cita-cita.

Film yang mengisahkan perjuangan Jilena membangun Tongging Travels & Tourism dan sengkarut cintanyadengan Max Van Heus, Rasta dan Liston.

Solid Hexagon

Naskah film berisi tentang Traveling tamu manca negara disekitar Tongging,bagian dari "The Karo Vulcano Park". Mengunjungi Danau Toba, dengan datang atau pergi melalui Karo akan terasa sangat dekat dan betah karena banyak destinasi wisata pendukung.

Abstract Irregular Shape

Tahap selanjutnya, naskah film ini diterjemahkan dalam bentuk skenario yang siap diproduksi menjadi Sinematografi Teater dan Film Layar Lebar oleh Sutradara Film ‘Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua’, yaitu Agus Susilo; Dramawan, Sutradara Teater Rumah Mata.

Untuk mewujudkan ide cerita ini pada tahap awal, setahun sebelum proses produksi Film terlebih dahulu dibuka Posko Film di kawasan Danau Toba bernama Gardu Pandang Tongging yang berada di beranda Gunung Sipiso-piso.

Kisah

Perik Sidua-Dua

Perik Sidua-dua adalah kiasan yang diambil dari realita keakraban masyarakat karo pada alamnya. Perik sidua-dua menggambarkan kebiasaan sepasang burung di tengah ladang yang selalu melakukan aktifitas kehidupannya secara bersama-sama.

Dari pemandangan itu, lahirlah imajinasi dan peribahasa di tengah masyarakat Karo tentang kesehatian dan kesejatian hubungan sepasang manusia dalam hal percintaan.


Hubungan hati itu kemudian lebih jauh diimplementasikan sebagai kesepakatan dan komitmen dalam membina hubungan di dalam rumah tangga.

Kesetiaan cinta anak - anak muda Karo untuk memajukan tanah kelahirannya yang tetap teguh pada budaya di era yang serba canggih ini diwujudkan dalam bentuk pemandu wisata yang mengenalkan Kawasan Karo Volcano Park kepada dunia. Perik Sidua-dua menjadi spirit generasi muda Karo untuk terus mengembangkan potensi dirinya, mempertahankan tradisi sekaligusmelakukan terobosan-terobosan pembaharuan pola hidup dalam mengelola tanahnya.

Rahmadsys Barus pada tahun 80-an kemudian mengangkat kisah hubungan asmara antar manusia itu dengan menggunakan idiom yang telah menjadi peribahasa di kalangan masyarakat Karo sebagai sebuah syair dalam lagunya “Perik Sidua-dua”. Syair dan lagu tersebut hingga kini kerap dinyanyikan dalam setiap acara perkawinan, salah satunya nasehat kepada sepasang mempelai yang akan membina rumah tangga.




Lebih jauh, Perik Sidua-dua selain menggambarkan kisah cinta sepasang manusia juga mengisahkan tentang kesetiaan manusia terhadap tradisinya, keteguhan hati untuk meraih cita-cita, semangat membangun kampung kelahiran, siap berkorban demi mencapai harapan yang memiliki dampak dan manfaat bagi masyarakat luas.

Masyarakat Karo dikenal sebagai orang- orang yang setia pada pasangannya dalam meningkatkan perekonomian, status sosial dan eksistensi budaya, berani mengorbankan apapun yang dimilikinya demi kemajuan tanah leluhur. Sepanjang Kawasan Karo Volcano Park ini, kisah Perik Sidua-dua menjadi semacam cerita rakyat untuk menjaga ingatan kolektif terhadap nilai-nilai hidup bergotong royong menyelesaikan segala permasalahan yang ada di masyarakat.

Konsep Garapan Karya

Naskah Film ini akan digarap dalam dua bentuk karya; Sinematografi Teater dan Film Layar Lebar. Proses pembuatan film ini berbasis teater. Produksi Film Perik Sidua-dua mengunakan logika terbalik dari pembuatan film yang sudah mapan. Fokus pada peningkatan sumber daya manusia talenta-talenta yang ada di Sumatera Utara. Kami menolak Film Maker dan artis-artis Jakarta yang sudah berkelas nasional. Dinamika proses produksi film ini diupayakan seorganik mungkin.

Terkait Sinematografi Teater, berangkat dari pemikiran bahwa teater mengalami transformasi media ungkap secara dialektis dari zaman ke zaman. Transformasi ini terjadi akibat konsekwensi interaksi teater dengan ekosistem yang mempengaruhi daya tumbuh dan daya kembang teater itu sendiri.

Selanjutnya Sinematografi Teater diaplikasikan untuk menyambut tantangan estetik dan ketajaman dalam melakukan dialektika di era gemuruh teknologi komunikasI yang membombardir ruang tumbuh kembang peradaban kita. Sebelum, ketika dan pasca pandemik membuka peluang multi disiplin ilmu untuk saling melebur dan menawarkan konstruksi baru.

Kemampuan negosiasI teater terhadap perubahan peradaban membentuk eksistensinya dapat berdiaspora dalam lingkup zona manapun. Begitu pula ketika teater bernegosiasi dengan dunia sinema. Memungkinkan terjadinya hubungan intim dan berkelindan dalam strategi proses, metode kerja, bentuk dan penciptaan karya.



Hal yang dapat menyatukan dua dinding ini adalah konsep melebur. Dinding sinema dan dinding teater merelakan batas -batasnya untuk didekonstruksi kemudian direkonstruksi ulang menjadi dua ruang dalam satu pola kerja.



Sinematografi Teater tidak ada yang disubordinatkan ; dua ruang ini menjadi kekuatan yang saling mengisi.

Proses Pertunjukan Sinematografi Teater ini sebagai indikator keberhasilan Produksi Film Layar Lebar ‘Dari Tongging Turun Ke Hati, Perik Sidua-dua’. Gagasan ini dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Film Indonesia, dimana para aktor dan aktris film di masa itu menjadikan teater sebagai kawah candra dimuka memasuki dunia perfilman.

Horiz More Icon

tokoh

dan

pemeran

Para Calon Aktor dan Aktris yang memerankan tokoh di Sinematografi Teater dan Film Layar Lebar Perik Sidua-dua berasal dari berbagai latar belakang usia,pendidikan, etnis dan profesi. Ada yang berasal dari Aceh, Langkat, Binjai, Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo. Hilir ke hulu menjadi satu.

Abstract Halftone Elements

Pemeran Utama Film ini adalah Jilena; sang pemandu wisata. Diperankan oleh Hana Nelsri Kaban, seorang Lawyer. Pasangan Jilena dalam film ini adalah Max, seorang jurnalis yang diperankan Ariel Lubis, kesehariannya berprofesi sebagai model dan aktor di beberapa film. Sosok Max sebagai jurnalis datang ke Karo untuk mengamati lebih dekat kehidupan masyarakat pasca letusan Sinabung.

Abstract Minimalist Dots Shapes

Mawar Meliala, Puteri Indonesia Favorit Sumatera Utara dan Finalis Puteri Nusantara 2023. Balqis Faisal, Miss Global World Kids West Indonesia 2022. Siti Azizah, aktor Teater Rumah Mata. Ireva Collene Queen Sebayang, atlet Karate, model, penyanyi dan kini sebagai Puteri Kebudayaan Sumatera Utara.

Nora Arbina Br Bangun, Singuda-nguda Duta Pariwisata Karo 2022. Elis Juniarti Barus, Puteri Lingkungan Hidup Karo 2022. Mereka berperan sebagai Gadis Si Pitu Huta yang akan bersama Jilena membangun Tongging Travels.

Barata Sembiring Brahmana, Pengusaha pengeboran minyak dan kontraktor berperan sebagai Mr. Schmidtz.

Right-Angled Triangle

Wenda Yunita Tarigan, Puteri Bumi 2023. Putri Salwa Kurnia Balqis dan Nindy Pratiwi, Puteri Pendidikan Sumatera Utara. Berperan sebagai teman-teman Jilena di Berastagi.

Brand Design Logo

Ratu Ade Lusrika Nasution, model dan aktor. Peni Ramadhani Bancin, model dan aktor. Putri Nasution, model dan aktor. Grace Deza Kembaren, model dan aktor. Mereka berperan sebagai sosok kenangan di tahun 80-an.

Dari Tongging Turun ke hati: “PERIK SIDUA-DUA”

Pemeran Film Perik Sidua-dua ada juga Ir. Soekirman, mantan Bupati Karo dan sekarang menjabat Ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Sumut, pengalamannya selama di BITRA dan sebagai petani membawa sosok humoris ini memerankan Petani Buah Naga.

Selanjutnya Usaha Barus, peneliti perkebunan dan petani kentang yang sukses di tanah Karo, berperan sebagai Bapak Liston.


Lalu aktor kawakan Tanah Karo yang juga seorang petani; Sukul Barus memerankan tokoh Bapak Jilena. Selanjutnya Heidir Surbakti, Owner Water Park Hairos berperan sebagai Cheng Kun.

Selanjutnya ada pasukan ibu-ibu yang super aktif. Puly Yunita Daulay, seorang Trainer Public Speaking, Service Excellent, Communication Skill, Personality Development berperan sebagai Mamak Liston. Dr. Rahmenda br Sembiring, seorang dokter di Karo berperan sebagai Nande Jilena.

Ada Lagi Sri Wati Ginting, pengusaha konveksi dan TikToker; berperan sebagai Bi Sungam. Lalu Lisma Irayani br Tarigan, Kepala Sekolah Dasar di Binjai; berperan sebagai Isteri Paguh. Juga Riah br Tarigan, seorang pengusaha memerankan Bi Hartina.

Sementara yang memerankan Raja bernama Egi Fahrayza, vokalis band dan aktor. Kemudian Rasta diperankan Bikram Yash Bhullar, Duta Bahasa Sumut. Yang memerankan Paguh adalah Yori Barus, Owner Warkop Ateta. Sedangkan Mecy Josse S berperan sebagai Eben.

Herawanti Handayani, Teaterawan Sumut berperan sebagai Ulin. Budi Syahputra Purba berperan sebagai Beno. Aprilia Ratulangi Sembiring, Emy Bangun dan Priska Prisilia Bangun berperan sebagai pelancong.

Glen Hagai Purba, Event Organizer untuk Karo Idol berperan sebagai Liston. Sastroy Bangun, Pemimpin Redaksi Waspada Online berperan sebagai Mbako. Sukisno, Teaterawan Sumut berperan sebagai Hematno. Gamet Sembiring berperan sebagai Hutabarat.

Geometric Triangle Syntax
Drop Shadow
Drop Shadow
Geometric Triangle Syntax
Abstract Triangular Shape Illustration

Premise & Logline

Film Layar Lebar

dari tongging turun ke hati :

“PERIK SIDUA-DUA”

Perjuangan Jilena memajukan Geokultur wisata Karo lewat Tongging Travels & Tourism yang berkelindan dengan permasalahan keluarga, konflik perampasan tanah, dinamika persahabatan, perjodohan impal dan sengkarut kisah cintanya.

Abstract Triangular Shape Illustration
Drop Shadow
Drop Shadow
Geometric Triangle Syntax
Drop Shadow
Drop Shadow
Geometric Triangle Syntax
Abstract Triangular Shape Illustration

Sinopsis

Film Layar Lebar

dari tongging turun ke hati :

“PERIK SIDUA-DUA”

Abstract Triangular Shape Illustration
Drop Shadow
Drop Shadow
Person touching an Ornament in a Ceramic Figurine

Film yang mengisahkan perjuangan Jilena membangun Tongging Travels & Tourism dan sengkarut cintanya dengan Max Van Heus, Rasta dan Liston.


Jilena, gadis Tongging yang bekerja di Andaliman Space Bandung, pulang kampung untuk memajukan geokultur wisata tanah Karo yang kemudian berkelindan dengan permasalahan keluarga, konflik perampasan tanah, dinamika persahabatan, perjodohan impal, dan perjalanan cintanya.


Rintisan usahanya ternyata tak semulus yang dibayangkan. Selain kendala modal, Jilena juga harus memiliki kemampuan mengelola semua potensi di Tanah Karo menjadi ekosistem wisata yang kuat dan dapat berkembang dalam situasi apapun. Mengemas sebuah usaha yang dapat mengikuti zaman, juga menghidupkan budaya dan adat tradisi.

Apakah Jilena berhasil membangun usaha

Tongging Travels & Tourism?


Lalu di antara tiga lelaki: Max Van Heus, Rasta dan Liston

siapakah yang ia pilih untuk melabuhkan hatinya?

Geometric Triangle Syntax
Drop Shadow
Drop Shadow
Geometric Triangle Syntax
Abstract Triangular Shape Illustration

Rangkuman & Jalan Cerita

Film Layar Lebar

dari tongging turun ke hati :

“PERIK SIDUA-DUA”

Abstract Triangular Shape Illustration
Drop Shadow
Drop Shadow
Ultra Thin Lined Circle

Film dibuka dengan Max, Rasta dan Liston yang berada di hamparan perbukitan, menatap Jilena yang sedang mengagumi keindahan panorama pegunungan. Max, Rasta dan Liston saling mengungkapkan kekagumannya pada Jilena. Posisi ketiga lelaki yang berada di hamparan perbukitan itu bertransformasi menjadi foto di album kenangan Jilena.


Jilena menatap ketiga lelaki di dalam foto itu dengan perasaan bercampur aduk. Ada setangkai mawar yang terselip di album foto, ia menatap foto kebersamaannya dengan tiga lelaki itu lekat-lekat. Rasa yang bercampur aduk menatap ketiga lelaki dalam foto itu membuat ia tak mampu menahan semua gejolak di hati. Hinggatak terasa air mata menetes,jatuh di Foto. Serta merta air mata jilenayang difoto memecahdan menggenangi foto di album kenangan.


Genangan air mata di foto bergerak menjalar hingga terbentuklah sebaran air yang memenuhi layar dan menjadi danau. Danau pun makin melebar, terlihatlah Danau Toba dari beberapa bagian dan sudut pandang. Kemudian dari Danau Toba visual bergerak ke Danau Lau Kawar, Deleng Lancuk, TWA Deleng Lancuk, bergerak ke Gunung Sinabung dari berbagai sisi dan Sudut pandang sampai ke puncak hingga terlihat pemandangan perkampungan dan kabanjahe terlihat, lalu bergerak ke arah Gunung Pintau & Sibayak dari berbagai sisi dan sudut pandang, bergerak ke Gunung Barus dari berbagai sisi dan sudut pandang, bergerak ke arah Sibuaten, lalu ke Arah Gunung Sipiso-piso, hingga ke sebuah puncak perbukitan.

Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle

Di atas puncak bukit terlihat Jilena sedang riang berlari, menatap panorama barisan pegunungan dan Danau Toba. Dari arah bahu bukit, tampak teman-teman Jilena berlari ke puncak bukit sambil berteriak memanggil Jilena, kemudian Jilena dan teman-teman saling melepas rindudan semua menghadap Danau Toba sambil berteriak, “Tongging, aku pulang”.


Lalu tampaklah panorama dari puncak bukit itu menuruni lereng dan Lembah hingga pinggiran Danau Toba yang menampakkan jalanan Tongging meliuk-lliuk. Tampak Jilena dan teman-temannya berjalan di antara pohon pinus, Lembah Gardu pandang Tongging menuju kafe. Di sana mereka pun nongkrong sambil berbincang tujuan Jilena pulang kampung untuk membuat usaha yang dapat memajukan Tanah Karo. Namun obrolan terhenti ketika Mbako menanyakan modal untuk buat usaha itu dari mana? Semua terdiam dan saling menatap kecut.


Setelah mereka bubar, Jilena masih berdiri di atas ketinggian Tongging. Panorama lapisan pegunungan dan Danau Toba terbentang. Ia menatap jauh sembari berbicara dengan dirinya sendiri tentang usaha apa yang cocok untuk dikembangkan memajukan kampungnya sementara modal tidak ada dan teman-temannya bersemangat membantunya. Kemudian Jilena meninggalkan tempat itu dengan mengendarai mobil hingga sampailah ia di Kawasan wisata Deleng Singkut, sebuah lokasi yang dapat menatap Gunung Barus dengan jelas. Ia berjalan gontai, menatap Gunung Barus yang menjulang.


Keresahannya membuat ia berusaha meyakinkan dirinya agar tidak menyerah karena modal belum ada untuk membangun usaha. Seperti layaknya Gadis yang galau, Jilena menyemangati dirinya sendiri untuk tidak putus asa. Ia meyakinkan dirinya kalau teman-temannya pun sudah yakin dan percaya padanya. Ia tidak boleh menyia-nyiakan itu semua. Jilena terus memotivasi dirinya, sembari menatap Gunung Barus yang menjulang tinggi.

Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle

Tatapan Jilena pada Gunung Barus mengantarkan Jilena pada keadaan Jilena yang sekarang. Dimulai dari pergerakan gambar Gunung Barus dan Destinasi-destinasi wisata Tanah Karo bertransformasi menjadi Kumpulan foto objek-objek wisata yang tertera pada Booklet Persada Market Place, dipandangi Jilena dengan khusuk. Hati dan pikiran Jilena yang larut pada cita-cita usaha membangun kampung halaman terusik oleh panggilan Bik Sungam.


Sementara di sudut lain Taman Pinus Tongging Travels & Tourism, sahabat-sahabat dan keluarga lainnya sibuk menyiapkan semacam pesta syukuran. Lalu Bi Sungam pun ikut memperhatikan gambar-gambar dan narasi destinasi wisata yang ada di Booklet Persada Market Place. Bi Sungam kemudian membuka dialog tentang Andaliman Space yang sudah sebulan ditinggal dan dipercayakan kepada Raja untuk mengelolanya. Ia tersenyum bercampur haru menatap gambar-gambar yang ada di Booklet Persada Market Place. Ia merasakan kebahagiaan Jilena sudah berhasil mendirikan Tongging Travels & Tourism.


Kebahagiaan Jilena dan Bi Sungam mengantarkan kisah pada tulisan Persada Market Place yang diinsert begitu dekat hingga akhirnya mengabur dan pecah. Lalu tervisual tumpukan buah Andaliman yang diinsert sangat dekat pula. Mengembalikan kisah Jilena pada awal mula iabekerja di Andaliman Space. Bi Sungam asik meramu tembakau, sirih, dan kapur untuk dibuatnya menyuntil. Sementara Raja asik mengamati kualitas buah andaliman. Sedangkan Rasta terusik dengan dialog-dialog mereka sebelumnya tentang posisi laki-laki di Karo.

Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle

Jilena fokus pada perkembangan data penjualan di Andaliman Space yang mulai berkurang. Rasta memecah suasana dengan pernyataannya yang mengkonfrontir pendapat bahwa laki-laki Karo pemalas, ia tidak sepakat itu. Itu adalah pandangan orang barat yang hendak mendiskreditkan laki-laki Karo.


Pernyataan rasta ditanggapi Bi Sungam bahwa pada satu sisi benar, lalu dia menanyakan kembali pada Rasta apakah dia termasuk lelaki yang suka bermain catur dan berjudi di warung kopi. Rasta tidak bisa menjawab. Melihat itu, semuanya tertawa.


Bi Sungam yang menyuntil pun tertawa terbahak-bahak dengan suntil yang masih melekat di mulut. Gambar Bi Sungam menyuntil ini di ambil Big Close Up untuk menonjolkan Perempuan Karo yang khas dengan suntilnya.

Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle
Ultra Thin Lined Circle

Jilena fokus pada perkembangan data penjualan di Andaliman Space yang mulai berkurang. Rasta memecah suasana dengan pernyataannya yang mengkonfrontir pendapat bahwa laki-laki Karo pemalas, ia tidak sepakat itu. Itu adalah pandangan orang barat yang hendak mendiskreditkan laki-laki Karo.


Pernyataan rasta ditanggapi Bi Sungam bahwa pada satu sisi benar, lalu dia menanyakan kembali pada Rasta apakah dia termasuk lelaki yang suka bermain catur dan berjudi di warung kopi. Rasta tidak bisa menjawab. Melihat itu, semuanya tertawa.


Bi Sungam yang menyuntil pun tertawa terbahak-bahak dengan suntil yang masih melekat di mulut. Gambar Bi Sungam menyuntil ini di ambil Big Close Up untuk menonjolkan Perempuan Karo yang khas dengan suntilnya.


Establish pergantian waktu; siang ke malam. Bi Sungam mengumpulkan Jilena, Raja dan Rasta di halaman yang penuh dengan lampu-lampu taman.

Ultra Thin Lined Circle

Bi Sungam menyampaikan kondisi terkini usaha Andaliman Space yang agak macet. Lalu dia menyampaikan ada dua koleganya dari Belanda; Mr. Schmidtz seorang peneliti yang akan mengambil dokumentasi bangunan-bangunan Belanda di Gundaling dan Max seorang Jurnalis yang akan membuat sebentuk tulisan jurnal tentang alam dan Masyarakat Karo yang mampu bertahan sepanjang Sinabung meletus.


Jilena dan Raja ditugaskan untuk menjemput Mr. schmidtz di Bandara Soekarno-Hatta besok dan mendampinginya ke Gundaling. Mr. Schmidtz hanya punya waktu dua hari di Karo. Rasta ditugaskan menjemput Max di Bandara kemudian dibawa ke Karo. Max akan berbulan-bulan di Karo.


Jilena dan Raja menyampaikan maaf karena tidak bisa mendampingi Mr. Schmidtz karena mereka masih mengerjakan Laporan Keuangan Andaliman Space yang genting. Mereka berjanji akan menyusul ke Karo. Lalu Jilena ungkapkan, dia akan hubungi teman-temannya di kampung yang bisa berbahasa Inggris untuk menjemput Mr. Schmidtz di Bandara Kualanamu dan mendampingi Mr. Schmidtz.


Kemudian Jilena berjanji ke Bi Sungam, setelah kerjaan di Andaliman Space selesai dia akan segera ke Karo dan mendampingi Max keliling Tanah Karo untuk membuat tulisan. Bi Sungam menyetujui dan tersenyum. Bi Sungam akan menyusul juga untuk bertemu Mr. Schmidtz di Tanah Karo. Senyumnya mengantarkan pada plang tulisan Andaliman Space.

Ultra Thin Lined Circle

Ketika mobil yang membawa Mr. Schmidtz bergerak. Di tempat lain, Bi Sungam, terburu- buru menggeret Jilena dan Max. Jilena menggerutu karena kerjaannya belum selesai. Bi Sungam bilang tinggalkan saja, karena dia harus bertemu langsung Mr. Schmditz untuk membicarakan investasi ke Andaliman Spice. Sementara di langit terlihat pesawat yang terbang menembus awan. Max dan Rastaberada di dalam pesawat. Semuanyamenuju Karo.


Bandara Kualanamu.

Bi Sungam, Raja dan Jilena tiba di Tongging.


Sementara, Max dan Rasta meninggalkan Bandara Kualanamu dengan mengendarai mobil. Hingga tibalah mereka ke Danau Toba International Hotel. Setelah berdialog sejenak dengan resepsionis mereka kemudian berjalan menuju bar yang ada di Kawasan Hotel. Disini Max membuat ulah karena mabuk hendak mengganggu isteri orang. Akibatnya max kena tinju suami perempuan tersebut. Karena tidak mau panjang urusan, Rasta mendamaikan keduanya.


Lanskap Kota Medan. Pergantian malam menuju siang. Rasta membawa Max menuju Tongging. Di dalam mobil Max meminta maaf kepada Rasta karena perilakunya. Rasta kemudian menurunkan Max di penginapan di dekat Gardu Pandang Tongging. Di sana Raja sudah menunggunya, Rasta menanyakan keberadaan Jilena, Raja menjawab bahwa Jilena bersama teman-teman kampungnya hendak membahas usaha. Rasta cemas, ia segera menyusul. Raja pun ikut bersama Rasta yang hendak jalan ke pinggiran Danau Toba.

Gambar ke tulisan plang Andaliman Space bergerak dari jauh ke Zoom in. Lalu dari tulisan Andaliman Space itu muncul gambar pesawat yang terbang di angkasa, di antara awan-awan putih. Bandara Kuala Namu.


Mobil bergerak meninggalkan bandara menuju Tanah Karo. Di dalam mobil, dua sahabat Jilena (Wenda, Salma dan Nadine) sedang berbincang dengan Mr. Schmidtz tentang keunikan dan keistimewaan Tanah Karo.


Mereka membawa Mr. Schmidt ke beberapa destinasi wisata di Karo hingga akhirnya mereka ke Gundaling. Mereka menyampaikan dengan menggunakan Bahasa Ingris kalau di Tanah Karo banyak bangunan-bangunan peninggalan Belanda, termasuk bandara yang sudah diresmikan di Jalan Udara, Berastagi. Mr. Schmidtz takjub mendapat penjelasan tersebut; bahwa wawasan mereka tentang Karo sangat luas.


Mereka menjawab hal itu sudah seharusnya karena ia lahir dan besar di Tanah Karo. Mr. Schmidtz pun menawarkan kepada mereka untuk memaparkan hal tersebut pada kolega-koleganya yang kalangan artis dan konglomerat di Ritz Charlton, Jakarta. Dia menjelaskan bahwa sumber daya yang ada di Karo sudah selayaknya diketahui Masyarakat dunia. Mereka pun mengatakan akan menyampaikan hal itu pada Jilena. Tiba-tiba Handphone Mr. Schmidtz berdering, ia harus segera kembali ke Belanda karena urusan genting. Lalu mobil mereka pun bergerak menuju Medan.

Establish Panorama dan jalanan Tongging dari berbagai sudut pandang bertujuan mengeksplor jalanan Tongging yang menantang. Rasta dan Raja di mobil menyusuri jalanan Tongging. Mereka asik berbincang dan terhenti sampai “Nande, aku pulang!”. Lalu tervisual pedesaan Tongging di pinggiran Danau Toba.

Pergantian malam ke siang dengan establish panorama Tongging dan pedesaannya. Sebuah penginapan milik Bi Sungam. Di meja makan, terjadi diskusi yang saling menyindir antara Rasta dan Raja yang ditengahi Bi Sungam.


Setelahmakan, Bi Sungam dan Raja diantar pulang oleh Rasta dan Jilena di depan penginapan. Sebelum pulang, Bi Sungam menggerutu karena tidak bisa ketemu Mr. Schmidtz. Bi Sungam mengingatkan kembali ke Jilena untuk mendampingi Max keliling Tanah karo. Mobil pun meluncur membawa Bi Sungam dan Raja ke Bandara Kualanamu.


Establish jalanan, perbukitan. Jilena menuju Gardu Pandang Tongging. Bertemu Mbako yang sedang menunggu Jilena untuk membahas lebih lanjut usaha yang dirintisnya.


Ketika baru bertemu, Jilena dihubungi Max, karena sejak sampai di Karo belum bertemu. Jilena baru ingat bahwa dia ada janji bertemu dengan Max. Jilena kemudian meninggalkan Mbako begitu saja lalu bergerak menjumpai Max.


Pertemuan pertama Jilena dengan Max di kafe. Di pertemuan pertama ini ada peristiwa tak sengaja yang membuat kisah perjalanan Jilena membangun usaha jadi semakin penuh warna; ketika secara tak sengaja tangan Max menyentuh tangan Jilena (peristiwa ini bisa dipoles dramatis dalam bentuk gerak slow motion). Setelah itu mereka jalan keliling Tanah Karo. Seperti di Kafe Apung Tongging, di sini Jilena mengobati luka di wajah Max akibat dipukul.

Establish tebing dan perbukitan di pinggiran Danau Toba. Kemudian bergerak menuju establish Gardu Pandang Tongging. Di kafe terjadi perdebatan Rasta dan Raja bersama gadis Si Pitu Huta tentang usaha yang akan dibangun Jilena di Tongging.


Perdebatan itu deadlock, tidak menghasilkan keputusan sedikitpun. Di malam harinya, Jilena mengingatkan Rasta agar tidak merusak rencananya. Sementara teman-teman Jilena sedang fokus membahas berbagai rencana untuk usaha yang akan dirintis.


Purnama menerangi malam. Di sebuah cafe, OS Rasta menatap bunga mawar dan menyentuhnya. Rasta yang bilang: Jilena kau adalah mawar dan aku akan menjadi duri yang melindungimu, sampai kapanpun.

OS Max ketika melihatkekayaan alam Tanah Karo. Di sini Max kemudian memberi ide membangun Tongging Travels. Ia semakin yakin dengan kekuatan dan daya juang orang-orang Karo. Max mengatakan kepada Jilena bahwa dengan kekayaan alam destinasi wisata yang berlimpah ini, bisa dikembangkan usaha Travel & Tourism.


Mendengar ide dari Max, Jilena mulai menyadari bahwa usaha yang tepat untuk dibangun di kampung halamannya selama beberapa hari ini didiskusikan dengan teman- temannya adalah usaha Travel.


Usaha ini dapat mengeksplor destinasi-destinasi wisata baik keindahan alam, budaya,tradisi, Sejarah dan hasil bumi tanah Karo. Ia mengucapkan Terima Kasih pada Max akan idenya itu.

Establish jalanan Berastagi. Menuju Ria Foodcourt. Di kafe Ria Foodcourt, Jilena dan Max berbincang tentang Rakut Sitelu. Setelah itu Jilena membawa Max ke arah Kabanjahe. Malam harinya mereka menikmati suasana malam di kafe juma dengan menyaksikan live music lagu Perik Sidua-dua. Ada seorang tamu yang asik menikmati cerutu Deli. Max penasaran dan mendekatinya. Di sini ada tambahan visual Cerutu Tembakau Deli yang dipegang Biring di Zoom.


Pergantian malamke siang suasanakota Berastagi.


Jilena kembali membawa Max keliling-keliling Tanah Karo dalam beberapa hari yang berbeda. Hingga mereka istirahat di sebuah lokasi yang dapat melihat semua pegunungan di Tanah Karo. Di kafe yang ada kolam renangnya di daerah Dokan. Max teringat tujuan dia ke Karo untukmengamati lebih dekat Masyarakat Karo yang mampu bertahan dari kelaparan dan kemiskinan, padahal mengalami bencana letusan gunung Sinabung.

Max di sebuah Café dengan lampu-lampu yang indah. Dia memetik setangkai mawar. OS keterpesonaannya terhadap Jilena; selain cantik, berpikir terbuka dan energik. Dia berjanji pada dirinya akan membantu membangun usaha Travel Tongging sampai usaha itu sukses.


Pergantian waktu. Pagi siang malam, siang kembali. Jalan-jalan Jilena dan Max. Lalu Max dibawa Jilena ke Pasar Tiga Panah. Establish pasar Tiga Panah. Jilena membawa Max ke pasar sayur. Max secara refleks mengenggam tangan Jilena, jilena berusaha mendorongnya. Pedagang di sekitar mengira Max akan berbuat kurang ajar. Akibatnya Max dikeroyok pedagang pasar hingga babak belur. Peristiwa di pasar tiga panah terdengar nande, mendengar itu Nande bersama bapak dan Eben menuju kafe tempat Jilena mengobati luka Max. Max dilabrak Nande. Max Minta maaf.


Establish Gardu Pandang Tongging dari beberapa sisi dan potensi. Jilena sedang mengamati area yang rencananya akan dibangun Tongging Travels & Tourism. Max datang dengan wajah yang babak belur. Jilena menjelaskan apa-apa saja yang akan dibangun di Kawasan itu.


Lalu Jilena teringat usaha ini harus ada modal. Jilena teringat Bi Sungam. Dia menghubungi Bi Sungam, rencana mendirikan usaha ini. Bi Sungam menyetujui memberikan modal dengan beberapa kesepakatan. Bi sungam shock, ada Perempuan Karo senekat Jilena. Untuk mengusir rasa shocknya, dia kemudian menyuntil lagi.


Jilena bersama Max dan dibantu teman-teman lainnya memasang plang Tongging Travels & Tourism. Mereka bahagia, akhirnya berhasil membangun usaha. Seperti launching sederhana.

Establish perkampungan di Tongging. Membawa kisah pada titik fokus kehidupan di Tongging. Paguh berjalan di jalanan Tongging. Paguh pening, harga wortel anjlok. Isterinya berusaha menenangkan, tak berhasil. Begitu pula Eben, tak berhasil juga. Paguh akhirnya meninggalkan rumahnya pergi ke warung kopi. Paguh Main catur di Warkop.


Establish Paguh berjalan seperti orang kebingungan mencari pinjaman. Paguh bertanya pada Eben di sebuah kafe untuk berutang ke Jilena. Rumah Nande dari kejauhan. Nande menanyakan kondisi Paguh setelah berumah tangga dan butuh berapa dana lagi. Paguh pergi meninggalkan Nande.

Pergantian malam ke siang. Rumah Nande tampak dari luar. Musyawarah di keluarga Jilena. Nande bersikeras Jilena harus menerima perjodohan dengan Impalnya. Konflik-konflik yang terjadi di keluarga Jilena. Establish panorama Tongging. Pergantian siang ke malam. Sambil dikusuk, Lisma menanyakan tentang rencana pinjam uang ke nande, apakah sudah berhasil. Paguh kesal, meninggalkan Lisma dan pergi ke warung kopi.

Pagi hari. Establish ladang kentang di Desa Bukit. Bapak Liston dan Bi Mawarta di tengah ladang menghijau. Establish ladang buah naga Kafe Juma dan Sinabung. Bapak Liston bertemu Bapak Sehat di ladang buah naga, di bawah kaki Sinabung. Bapak Sehat dan Bapak Paguh di ladang buah naga. Malam hari. Menggambarkan agrowisata di Tanah Karo dan problema kehidupan petani Karo.

Establish Jalanan bus dari medan menuju Kabanjahe. Dialog Beno dan Ulin, menanyakan tujuan mereka ke Berastagi. Di bangku yang lain. Dialog Priska, Ratu dan Emi yang merencanakan perjalanan wisata mereka di Tanah Karo. Beno dan Ulin turun di berastagi. Menggambarkan suasana perjalanan di bus menuju Tanah Karo. Beno dan Ulin mengolah Lisma untuk jualan kain monza di pasar Berastagi. Siang menuju malam.


Perdebatan Ratu, Emi, Priska di terminalKabanjahe untuk menuju lokasi wisata yang hendak mereka kunjungi. Di jalan Kabanjahe, Jilena bertemu Priska, Ratu dan Emi yang bingung menuju lokasi wisata.


Jilena menawarkan diri menjadi Guide Tongging Travels & Tourism untuk perjalanan wisata mereka.


Suasana Kota Medan. Hematno dan Hutabarat bertemu Beno dan Ulin. Mereka bersekongkol menjual tanah Paguh di Tongging yang digadai. Establish perbukitan di Tongging. Di sebuah ruang kerja, Cheng Kun mempertanyakan hubungan anak buahnya dengan kasus tergadainya tanah Paguh. Hematno dan Hutabarat menjawab secara diplomatis.


Di tanah Paguh telah terpasang plang Tanah Milik Cheng Kun. Mbako dan teman-teman Jilena yang mengetahui itu langsung memberitahukan ke Jilena dan Max. Jilena bergerak cepat, memanggil Paguh. Mbako mengumpulkan Masyarakat.

Mereka mengetahui ada mafia tanah yang hendak bermain. Jilena dan kawan-kawan menggerakkan Masyarakat mencopoti plang “Tanah Ini Milik Cheng Kun. Sudah Dibeli Dari Paguh”… menjadi plang “Tanah Tidak Untuk Dijual. Tanah Adalah Harga Diri”. Dramatis sekaligus komikal.

Cute Handdrawn School Sparkles Sticker

Di Gardu Pandang Tongging, Jilena sedih karena desakan Nande untuk menikah dengan Liston. Max menghampiri, menghiburnya agar tidak bersedih dan fokus membangun usaha Tongging Travels. Rasta muncul dengan mengatakan bahwa Max cari muka ke Jilena. Tanpa dinasehati pun, Jilena tahu bahwa dia akan fokus ke usahanya dan tetap menolak dijodohkan karena itu memang karakter Jilena. Max tersinggung dibilang cari muka. Terjadi perdebatan dan nyaris berkelahi, sebelum itu terjadi Jilena melerai merekadan pergi meninggalkan mereka.

Berita-berita Covid. Terjadi kepanikan.

Jilena tergesa-gesa mendatangi kafe tempat Max sering nongkrong, Max akan pulang ke Belanda sebelum lockdown. Max diantar Jilena dan Mbako menuju Bandara. Hingga sampailah mereka di Hotel Danau Toba International. Di sini, Max memberikan sekuntum mawar kepada Jilena. Jilena tersipu malu.

Bapak Paguh, Bapak Liston dan Bapak Sehat muncul. Hutabarat, Hematno melarikan diri dikejar warga. Beno dan Ulin lari naik kapal jurung-jurung ke Samosir. Adegan Slow motion. Suasana komedi. Ekspresi-ekspresi hiperbola.


Scene Max dan Jilena ke TonggingTravels & Tourism yang sudah jadi. Jilena mengucapkan Terima Kasih pada Max karena selalu ada untuknya dalam mewujudkan cita-cita memajukan Tongging. BackdropTongging Travels & Tourism di zoom.

Jilena membawa Max ke jalanan di sekitar Tiga Panah pada pagi menujusiang. Jilena dan max foto2 di patung jamin ginting. Jilena menjelaskan tentang sosok Jamin Ginting pada Max. Patung Jamin Ginting di Insert. Di hari yang lain. Jilena membawa Max melihat benda-benda di Museum Jamin Ginting. Jilena kemudian membawa Max ke Palas Si Pitu Ruang, Desa Dokan dan Situs Puteri Hijau untuk menjelaskan pada Max destinasi-destinasi wisata Sejarah dan budayayang ada di Karo.

Establish pedesaan Tanah Karo dari ketinggian. Jalan-jalan Jilena dan Max di Savana Sinabung. Establish kampung di Tongging. Nande semakin risau dengan rumor yang berkembang tentang hubungan Jilena dan Max. Terjadi kericuhandari dalam rumah. Nande semakin belingsatan dengan kondisi Jilena. Rumah Nande di Sorot dari atas, seiring suara teriakan melengking nande agar Jilena menikah dengan Liston.

Abstract Geometric Background

Setahun kemudian

Establish taman gardu pandang Tongging. Kesibukan mempersiapkan pesta syukuran Ulang Tahun Tongging Travels.


Nande tertawa: “Seperti mimpi, si Bule yang awalnya tak kusukai itu eh ternyata sekarang jadi menantu kesayanganku.”


Bi Sungam: “sayang dan benci itu beda tipis Ninta. Ya, walaupun sampai sekarang aku belum pernah merasakan indahnya pernikahan, tapi aku Bahagia melihat kalian sudah punya keluarga yang Bahagia.”


Bi Hartina: “aku sebenarnya malu padamu, Sungam.”


Bi Sungam: “Malu? Kenapa?”


Bi Hartina: “janji kita,” Establishgunung sibayak. Flashback. Masa Nande, Bi Sungam dan Bi Hartina masih muda.

Tongging Travels & Tourism terancam tutup karena covid. Satu persatu meninggalkan Jilena. Jilena sedih. Ditengah kesedihan karena usahanya sulit bergerak, Jilena dan Max saling merindukan. Max mengucapkan cinta lewat video Call, Jilena marah namun dalam hatinya ia Bahagia. Jilena chat Max, kalau memang ia sungguh-sungguh mencintai, Max diminta melamarnya. Jilena pun memberitahu Rasta, bahwa ia telah menerima cinta Max.

Ia meminta Rasta untuk membantunya mengatakan itu pada keluarganya, mewakili Max. Rasta hancur hatinya, namun karena ia mencintai Jilena, ia rela membantu demi kebahagiaan Jilena.


Jalanan berastagi. Nande menemui Bi Mawarta di dapurnya untuk sesegera mungkin menjodohkan Jilena dan Max. Liston cuek-cuek dan terkesan menghindar. Bi Hartina menghubungi Nande agar jangan memaksakan kehendak.


Muncul Rasta dan Riahna ke rumah Bapak Liston. Perjodohan batal. Nande dan Bi Mawarta menangis sejadi-jadinya. Di teras rumah, Nande menginterogasi Jilena tentang lelaki yang ia pilih. Jilena menyebut Max, Nande histeris. Establish panorama. Nande meminta setelah menikah, Jilena jangan meninggalkan tanah Karo.


Runggu menentukan siapa yang akan menjadi perwakilan orang tua Max ketika pernikahan. Pesta pernikahan Max dan Jilena.

Abstract Geometric Background
Abstract Geometric Repeated Triangle Pattern Icon

Bi Hartina, Nande dan Bi Sungam tertawa mengingat masa lalu mereka. Bi Hartina, “Pokoknya jangan kau ulangi lagi ya, memaksakan kehendak ke anak,” Nande, “anak perempuanku kan Cuma Jilena.”

Persiapan Ulang tahun dan Syukuran Hari Jadi Tongging Travels & Tourism sudah hampir kelar. Jilena mengucapkan Terima Kasih di depan keluarga dan sahabatnya. Ia mengucapkan Terima Kasih pada semuanya, terutama kepada Bi Sungam dan Bi Hartina karena mau hadir walau tempat tinggal mereka jauh di Bandung dan California. Ia permisi hendak ke sebuah tempat yang selama ini jadi tempat ia melepaskan rindu.

Di Mobil, Jilena menangis. OS ungkapan kerinduan Jilena pada Max. Melihat itu, Rasta dan Liston jadi merasa bersalah karena telah merahasiakan keberadaan Max. Yang lain mendengar itu terkejut, langsung membombardir pertanyaan-pertanyaan ke Rasta dan Liston maksud perkataan mereka. Rasta dan Liston langsung ngacir meninggalkan mereka.

Di dalam mobil, Rasta dan Liston menghubungi Max agar ia keluar dari persembunyiannya.


Mereka takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadap Jilena.

Jilena berlari di bukit Batu Nauli Basa. Gambar-gambar kemesraan dia dengan Max terpampang jelas. Scene-scene jalan-jalan dan Camp. Adegan larinya dibikin dramatis. Scene kemesraan Jilena dan Max terpampang.

Saat Jilena teriak “Maaaxxx….” Gambar kemesraan mereka silih berganti, terpampang dengan tempo cepat. “I miss you…” Jilena ambruk.


Max muncul dan memanggil Jilena. Jilena terkejut. Ia tak menyangka Max datang karena sedang tugas luar negeri. Max menjelaskan bahwa itu hanya prank. Ia ingin membuat kejutan untuk Ulang Tahun Tongging Travels & Tourism. Rasta dan Liston tertawa di bawah bukit. Jilena kesal, melempari Rasta dan Liston. Kemudian memukuli Max bertubi-tubi. Namun akhirnya, ia luluh dalam pelukan Max.


Sangat sangat sangat Romantis. Jilena dan Max berpelukan dan berciuman di bawah matahari senja.


Pesta syukuran Ulang Tahun Tongging Travels & Tourism. Rasta dan Liston membawa pasangan masing-masing.

~ E N D ~

NO

KEGIATAN

PERIODE

KETERANGAN

1

Screening Film Dalam Konsep Gala Premiere

28 Oktober 2023

Gala Premiere ini dilaksanakan di 5 Studio Regular dan 2 Studuio Premiere Ciwalk XXI, Bandung dengan sistem penjualan tiket. Dihadiri sekitar 1000 penonton dari Jabodetabek, Bandung, Jogjakarta, Solo, Surabaya, dan Sumatera Utara.

2

Nonton Bareng dan Diskusi Screening Film Pihak Internal


3 November 2023


Nonton Bareng ini diselenggarakan agar bisa ditonton Tim Produksi, Aktor/Aktris, Investor dan Sponsor yang tidak hadir di Ciwalk XXI, Bandung. Sekaligus mendokumentasikan saran perbaikan dari setiap person yang hadir. Nonton Bareng ini digelar di Hotel The K, Medan

3

Review dan Perbaikan Dari Hasil Rekomendasi Film

4-17 November 2023

Revisi alur cerita film dan penyusun gambar kembali sesuai alur cerita yang diperbaiki. Proses ini dilaksanakan di Hotel The K, Medan.

4

Nonton Bareng dan Diskusi Hasil Review Film Tahap I

18 November 2023

Proses ini khusus dihadiri jajaran Produser, meliputi: Produser,

Eksekutif Produser, Asosiasi Produser, Lini Produser, Co Produser. Tim

Penyutradaraan, Art Director, DOP.

Dilaksanakan di Hotel The K, Medan. Menghasilkan beberapa rekomendasi

untuk penguatan review Film.

5

Launching dan Promosi Judul Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua”

21-22 November 2023

Kegiatan ini dilaksanakan di Pantai Sinalsal, Tongging.

6

Mendirikan Posko Humas Film

2 Desember 2023

Posko Humas Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua” diposisikan di Kabanjahe.

7

Syuting Perbaikan dan Penambahan Scene

17 Desember 2023

Syuting ini melibatkan tokoh Karo, Bapak Barata Sembiring Brahmana dan Tiga Puteri Kecantikan Sumatera Utara; Nindy Pratiwi & Puteri Salwa (Puteri Pendidikan), Wenda Tarigan (Puteri Bumi 2023). Lokasi syuting di Gundaling, Berastagi.

8

Review dan Perbaikan Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua” Tahap II

1-30 Desember 2023

Dalam proses ini bertujuan untuk mematangkan alur cerita film dan penyusunan video yang tersedia.

9

Syuting Establish Film

31 Desember 2023- 5 Januari 2024

Mengambil gambar establish untuk menguatkan konteks film.

10

Syuting Perbaikan dan Penambahan Scene

7-10 Januari 2024

Penambahan syuting untuk menjahit scene per scene dalam film.

11

Editing Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua”

11 Januari – 20 Februari 2024

Proses pasca produksi yang meliputi; editing gambar, warna, audio sampai ke master video yang layak tayang di Sinema XXI.

12

Pendaftaran Jadwal Tayang Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua” ke pihak Cinema XXI

22 Februari 2024

Pendaftaran jadwal tayang Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua” yang sudah layak tayang.

13

Promosi dan Pemasaran Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua”

Februari-Agustus 2024

Gala Premiere di 6 Kota pada 6 bulan sebelum tayang ;

  • Februari : Jakarta
  • Maret : Denpasar
  • April : Palangkaraya
  • Mei : Pekan Baru
  • Juni : Surabaya
  • Juli : Semarang

14

Gala Premiere Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua”

20 Agustus 2024

Gala Premire penayangan di aula T. Rizal Nurdin, Kantor Gubernur Sumatera Utara dan persiapan nonton di seluruh Bioskop XXI.

Medan, 22 Januari 2024

15

Gala Premiere Film Dari Tongging Turun Ke Hati “Perik Sidua-dua”

22 Agustus 2024 – Desember 2024

Jadwal PenayanganNasional

Thank you!

Contact

Phone

+62 85 27000 6282

Email

Gegehpersadafilms@gmail.com

www.LIDINEWS.ID

portofolio

Film layar lebar

Dari tongging turun ke hati

“Perik sidua-dua”